Kamis, 23 Oktober 2008

LXDE Desktop Ringan Linux

Mungkin diantara kita lebih banyak mengenal KDE dan GNOME sebagai antarmuka Linux. KDE merupakan antarmuka Linux yang paling digemari saat ini. Teman-teman dekat, hampir semua menyukai KDE. Kalau ditanya alasannya macem-macem dah.. software supportnya paling banyak lahh... lebih gampang dipermak(customize) lahh... KDE menjadikan desktop lebih indah.. bla bla bla. Apalagi KDE4 tuh, sudah mempunyai effect 3D sendiri, ga usah pasang Compiz Fusion atau beryl.Boleh dibilang kalau KDE ini masih menjadi primadona diantara pengguna Linux terutama mereka yang menginginkan kemudahan dan keindahan antarmuka.

Kalo bicara GNOME, orang bilang kalau antarmuka ini ringan, menawarkan kemudahan dan keindahan (kalau dipoles :P ) oleh penggunanya. Penulis sempat mencoba GNOME. Opini penulis, kalau dibilang ringan, GNOME memang lebih ringan dari KDE tapi ga jauh jauh amat bedanya dengan KDE.


Untuk mereka yang lebih mementingkan performa dibanding keindahan, bisa dicoba IceWMaker, XFCE, dan yang ingin penulis bahas adalah LXDE.

LXDE adalah antarmuka yang anyar bagi penulis. Kenal baru-baru ini sich. Dan iseng pengen coba-coba.

Penulis menggukanan Laptop DELL Latitude C640, Pentium IV 1,7Ghz, mem 512MB, HDD 40GB. OS Mandriva One 2009. Awalnya penulis hanya menginstall KDE4 (biar harddisk ga penuh. maklum laptop jadul). Tapi lama-lama bosen juga dengan KDE4, boros memory! apalagi sedang menjalankan Firefox ... wadoowww! memory seiprit abiss! Oke dech, langsung aja penulis jalanin "Install & Remove Software" kemudian cari LXDE.. lalu install (ahhh... Mandriva membuat semuanya mudah...!) abis tuh.. log out dan ganti antarmuka di Login Entry ke LXDE.

Keunggulan LXDE
Kesan pertama, LXDE loadingnya lebih cepat ketimbang KDE. Iconnya menggunakan nouveXT2, seindah KDE. File Explorernya menggunakan PCMan, jauh lebih cepat dari Dolphinnya KDE4. Menu lebih gegas, begitu pula loading program. Kalau dilihat dari System Monitor, ternyata LXDE hanya menggunakan memory sebesar 16MB. Alamak !!! jauh lebih kecil dari KDE, yang menggunakan memory rata-rata 90MB bahkan lebih bila diliat dari System Monitor. Bahkan lebih kecil dari memory yang diperlukan Mozilla Firefox!!. Buset dah!

Kelemahan LXDE
Kalau memiliki keunggulan, pasti memiliki kelemahan (sudah menjadi hukum Tuhan kali ya..). Tidak ada yang gratis di dunia ini. Ternyata LXDE belum mempunyai menu editor khusus. Karena Photoshop, Dreamweaver, dan program Wine lainnya tidak muncul di menu. Jadi mesti obrak-abrik LXDE, bolak-balik cari info di website LXDE. Begitu pula membuat shortcut di desktop. Belum semudah KDE.

Kesimpulan.
Bagi pengguna Linux yang mementingkan performa tapi tidak meninggalkan keindahan Desktop, mesti mempertimbangkan LXDE dech. Antarmuka ini cocok digunakan untuk komputer yang mempunyai memory pas-pasan. Dijamin kenceng, asal tidak menjalankan banyak Service. Tapi mesti dibayar dengan perjuangan untuk melakukan kostumisasi sana sini. Tapi apapun pilihan anda, yang jelas "mari sama-sama majukan dunia open source walaupun hanya sebatas pengguna biasa".

To3d3

1 Komentar:

Anonymous Anonim mengatakan...

sptnya memang menjanjikan ya bli..coba ah..siap2 ganti xfce :)

6 Desember 2008 pukul 21.17  

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda